(Strategi Indonesia selamatkan perekonomiannya)
Masih teringat jelas dipikiran kita pada tahun 2008 yang lalu yang sejatinya jangan kita lupakan tetapi kita pelajari sebagai materi pembelajaran kita kedepan tentang dampak dari Krisis sub-prime mortage dunia yang menyebabkan Negara-negara eropa dan bahkan dunia mengalami krisis ekonomi pada tahun 2008 di mana pada saat krisis ini dipicu oleh ambruknya perusahaan-perusahaan besar seperti Fannie Mae dan Fressie Mac yaitu perusahaan perkreditan rumah yang telah memberikan grasi utang yang meliputi separuh lebih dari utang perkreditan rumah di AS,
Selain itu, yang menggemparkan dunia finansial adalah Bank Investasiter besar di pusat keuangan Wall Street yaitu Lehman Brothers yang ambruk.
Jelas akibat dari krisis ini menurut data dari PEW Financial Reform Project, pertumbuhan ekonomi Amerika melambat dibuktikan dengan anjloknya GDP sebesar 5.4% di kuarter akhir 2008 dan 6.4% di kurter pertama 2009 dimana ini merupakan periode 6 bulan terpuruknya untuk pertumbuhan ekonomi AS sejak 1958.
Bagaikan penyakit menular pada tahun 2011 negara-negara di dunia khususnya ZEE (zona ekonomi eropa) juga tertular akibat krisis ini, jangankan kita membicarakan pertumbuhan ekonomi karena mayoritas Negara-negara di dunia ini mengalami pembengkakan utang untuk menyelamatkan perekonomiannya masing-masing.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Eurostat, rasio hutang pemerintah terhadap GDP dari negara-negara Eropa meningkat dari 74.4% di tahun 2009 menjadi 80.0% di tahun 2010. Seperti yang diperkirakan sebagai negara pemicu terjadinya krisis Eropa, Yunani adalah negara dengan rasio hutang tertinggi yakni dengan rasio sebesar 142.8% dari hutang pemerintah terhadap GDP, disusul dengan Italia (119.0%), Belgia (96.8%), Irlandia (96.2%), Portugal (93.0%), Jerman (83.2%), Prancis (81.7%) Hungaria (80.2%), dan United Kingdom (80.0%).
Lalu bagaimana kabar Indonesia pada saat itu ?
Bisa dibilang mengejutkan di mana Negara-negara sangat sibuk untuk menyelamatkan perekonomian di sini Indonesia pada tahun 2008 sampai tahun 2011 mengalami tren positif Di tengah krisis global, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh rata-rata di atas 6% dan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di dunia setelah tiongkok yang tumbuh sebesar 7,7%. pertumbuhan ekonomi seperti malaysia hanya tumbuh 5,3%, Singapura 1,5%, Vietnam 4,4% dan Thailand 2,6%
Menurut Rio, Founder RJRC (Rio Johan Research & Consulting ) faktor yang paling dominan Indonesia bisa menyelamatkan diri dari Krisis global 2008 bahkan menunjukan tren yang positif dalam perekonomiannya adalah didukung oleh faktor dari SDA (Sumber Daya Alam) yang sangat melimpah ditambah lagi pasar domestik yang besar di Indonesia, ditambah kebijakan ekonomi konservatif yang dilakukan oleh pemerintah yang sangat baik karena belajar kari krisis Ekonomi 1997/1998. Indonesia juga sangat hati-hati dalam mengelola perekonomian makro berikut lembaga-lembaga keuangan, walaupun IHSG pada tahun itu merosot Namun, karena BEI hanya mencakup 0.5% dari kapitalisasi ekonomi Indonesia maka ambruknya IHSG sebagai Indikator pasar modaldi Indonesia tidak menjadikan pintu masuk krisis, keberuntungan Indonesia juga karena tidak tereksposnya produk-produk financial yang sophisticated sehingga pada saat ada guncangan di luar negeri, Indonesia tidak terpengaruh sama sekali.
Dengan baiknya perekonomian Indonesia pasca krisis Ekonomi 2008 jelas sangat mungkin Indonesia menjadi sorotan dunia dalam berinvestasi apalagi pada saat ini Indonesia sedang mempersiapkan untuk menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan dilaksanakan di akhir 2015, diharapkan dengan berbagai pengalaman dan pembelajaran sejarah perekonomian bangsa ini, Indonesia tak hanya bisa bertahan tetapi juga dapat menjadi pemenang di even MEA.. berdikari bangsaku. (Rio Johan Putra)