Banyak diantara kita pada waktu sekarang berfikir bagaimana manusia pertama diciptakan dalam muka bumi ini. Karena banyak upaya yang telah dilakukan oleh manusia untuk dapat menjawab pertanyaan rahasia tersebut. Mulai dengan melakukan hal yang bersifat metafisis yang bersifat religius. Hal ini banyak dilakukan oleh orang – orang yang menjalankan agama dan kepercayaannya dengan baik.
Sedangkan bagi orang – orang yang telah menggeluti dunia pengetahuan mencoba menjawab rahasia tersebut dengan melakukan penelitian ilmiah. Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rahmiana Zein sewaktu sedang belajar di Jepang. Dia membuat penelitian tentang Pemisahan senyawa kimia memanfaatkan interaksi antara pelarut, sampel yang akan dipisahkan, fase diam (stationary phase) dan fase bergerak (mobile phase) ini telah berkembang seabad silam.
Pemisahan tersebut pertama kali yang mampu memisahkan senyawa tersebut adalah T. Swett terhadap zat dedaunan pada tahun 1903. Keberhasilan tersebut sebagai sebuah loncatan baru dalam dunia ilmu pengetahuan terutama kimia. Alasannya dengan penemuan tersebut telah memunculkan teknik baru yaitu kromatografi. Bahkan apa yang telah dilakukan oleh Rahmainan Zein telah mengantarkannya menjadi penemu kromatografi tercepat di dunia.
Keberhasilan ini menjadi sebuah prestasi yang sangat luar biasa. Dibawah bimbingan Prof. Toyohide Takeuchi, di Universitas Gipu, Jepang pada 1998 saat menyelesaikan progam doktornya. Kemudian teknik ini berkembang sangat pesat terhadap bidang ke ilmuwan yang lainnya. Misalnya saja dunia kedokteran, pertanian, peternakan, biologi dan lingkungan.
Dengan teorinya, Rahmi menjawab teka-teki bagaimana Allah menciptakan Nabi Adam dan Hawa dari tanah sehingga jadi manusia. Katanya, Nabi Adam dan Hawa memang diciptakan dari tanah yang mengandung zat kimia, diantaranya protein. Lalu, sesuai kaidah kromatografi, protein itu berproses sehingga jadi fisik manusia. Kini makanan di tubuh manusia pun mengalami proses kromatografis. Lalu dihasilkan ion-ion yang berguna bagi tubuh dan sisanya terbuang melalui urin dan feses. Artinya, kehidupan sehari-hari mengikuti kaidah kromatologi. Bahkan penderita kelainan ginjal menjalani proses cuci darah mengikuti teknik ini.
Prestasi tersebut juga telah mengantarkannya menjadi guru besar di Universitas Andalas pada Agustus 2003. Sedangkan kini dia sibuk mengajar dan melakukan penelitian dalam mengembangkan dunia ilmu pengetahuan khususnya bidang kimia. “ mengajar dan melakukan apa yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan adalah hal yang luar biasa,” ujar Rahmiana (jaist.ac.jp).