Intelektual dan ilmuwan muda Indonesia yang tergabung dalam beberapa organisasi mendeklarasikan pentingnya pembangunan bangsa dengan basis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Minggu 9/03. Koordinator Persatuan Pelajar Indonesia di seluruh dunia (PPI Dunia) Zulham Effendi dalam penjelasan melalui surat elektronik di Jakarta menjelaskan dirinya didaulat membacakan naskah deklarasi tersebut. Sejumlah organisasi dimaksud di antaranya Ikatan Alumni Habibie (IABIE), Diaspora Indonesia, Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) dan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4).
Dalam deklarasi yang bertajuk “Deklarasi Pemuda Indonesia Untuk Pembangunan Bangsa Melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” tersebut ditegaskan bila Iptek menjadi mercusuar peningkatan daya saing bangsa di dunia Internasional. Perkembangan Iptek memiliki keterikatan kuat dengan peningkatan ekonomi suatu bangsa.
Untuk mendukung gelombang perubahan yang sedang terjadi, diperlukan kerja sama dari seluruh pihak dalam peningkatan Iptek. “Bahwa peningkatan potensi Indonesia melalui penerapan Iptek berbasis riset menjadi agenda bersama semua kalangan dalam upaya mendukung program pemerintah,” kata Zulham Effendi. Deklarasi juga berkeyakinan dalam mewujudkan semua program pembangunan bangsa Indonesia melalui Iptek dibutuhkan peningkatan hubungan kemitraan strategis dan komunikasi efektif dalam informasi dan jaringan yang berkaitan.
Di sisi inilah, kaum intelektual muda Indonesia, bersepakat untuk bersama melakukan upaya dalam peningkatan kemampuan sumber daya manusia di Indonesia melalui program kerja sama strategis antarsemua aktor penggerak pembangunan dan peningkatan kapasitas manusia Indonesia. Seusai pembacaan, naskah deklarasi ditandatangani bersama oleh masing-masing wakil organisasi.
Mereka antara lain, Zulham Effendi dari PPI Dunia, Mahfudz Al Huda dari MITI, Yudi Adityawarman dari IABEI dan I Made Andi Arsana dari Diaspora Indonesia. Hadir menyaksikan penandatanganan tersebut, Wakil Ketua DPR RI Moh Sohibul Iman yang juga memberikan pidato sambutan pada pembukaan acara “Indonesia Intelectual Summit” itu. Dalam sambutannya, Sohibul Iman sangat mendukung terselenggaranya agenda pertemuan ini.
Menurut dia, selaku pimpinan DPR pihaknya akan mendorong pembangunan berbasis Iptek menjadi arah pembangunan Indonesia di masa mendatang. “Kesadaran kaum intelektual muda untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah mereka pelajari selama ini menjadi prioritas utama dalam pembangunan sudah sepantasnya diapresiasi. Sudah banyak ironi di negeri ini yang harus kita rubah melalui kemampuan iptek yang kita miliki,” katanya.
Sohibul berharap, deklarasi ini dilanjutkan dalam kerja sama konkret antarlembaga yang menghimpun ribuan doktor yang sebagian masih berkiprah di luar negeri ini. Dengan demikian, katanya, langkah besar perubahan tidak berhenti hanya sebatas seminar atau tekad bersama saja. Sementara, Ketua Umum MITI Dr Warsito P Taruno mengungkapkan bila sudah saatnya cara pandang pemerintah dalam membangun diubah.
“Secara ekonomi kita masuk dalam G20 negara dengan skala ekonomi terbesar di dunia. Tetapi secara kualitas nilai tambah ekonomi Indonesia masih sangat rendah, ekspor kita lebih dari 70 persen masih berbasis bahan mentah tak diolah atau produk berbasis buruh murah, dan hanya kurang dari 30 persen berbasis teknologi,” katanya. Menurut Warsito, Indonesia bukan tidak punya modal untuk bisa melakukan seperti yang dilakukan oleh bangsa-bangsa paling maju di dunia sekali pun. “Kita memiliki semua modal untuk menjadikan Indonesia yang maju, baik sumber daya alam yang melimpah maupun sumber daya manusianya yang unggul, sesuatu yang sangat sedikit dimiliki oleh negara-negara yang telah maju di dunia. Hanya saja yang belum terjadi adalah ‘matching’ di antara keduanya. Itulah ironi yang terjadi di negeri ini,” katanya.
Sumber: republika.co.id