Jika anda penggemar game, tentunya tidak asing dengan seri video game Assassin’s Creed dari Ubisoft yang kini telah mencapai judul kelima (Assassin’s Creed III) dan dikenal sebagai permainan yang menyajikan gameplay terbuka di tengah tempat-tempat historis yang tervisualisasi dengan indah.
Dalam seri game ini pemain menjelajahi lokasi-lokasi bersejarah, seperti kota Istanbul pada zaman Ottoman, Roma dalam masa Renaissance, serta Amerika Serikat sewaktu dilanda perang saudara. Semuanya ditampilkan dengan detail lingkungan dan arsitektur yang akurat sesuai era masing-masing.
Untuk mewujudkan itu semua diperlukan kerja keras yang tidak sedikit, mulai dari riset sejarah, kunjungan ke lokasi yang sesungguhnya, hingga proses pengembangan lingkungan dalam game. Di sinilah Richard Wych Bharata Setiawan, seorang kelahiran Indonesia, memainkan peranannya.
Lulusan Desain Komunikasi Visual Universitas Trisakti ini menjabat sebagai Level Artist di studio besar Ubisoft di Montreal, Kanada. Hasil karya Richard bisa dilihat di serangkaian judul game dalam seri populer ini, mulai dari Assassin’s Creed II, Assassin’s Creed: Brotherhood, Assassin’s Creed: Revelations, hingga yang terbaru Assassin’s Creed III, yang tersedia untuk platform PC dan konsol game, seperti Xbox 360 dan PlayStation 3. Dia juga turut menangani proses desain dalam seri game populer lain bikinan Ubisoft, yaitu Prince of Persia.
Soal industri game di Indonesia, Richard mengatakan bahwa sebenarnya terdapat banyak talenta berbakat di Tanah Air. Hanya saja, menurut Richard, di samping belum adanya investor besar yang berani mendanai pembuatan game seperti Assassin’s Creed, ada hal lain yang sedikit mengganjal kemajuan dunia game Nusantara dalam mengembangkan game berskala besar.
“Banyak yang bagus, tapi kebanyakan dari mereka bergerak seperti pejuang gerilya zaman kemerdekaan, yaitu terpisah-pisah antardaerah. Seandainya saja bisa disatukan, tentu bisa kuat sekali,” ujar Richard.
referensi: https://www.facebook.com/KBMIndonesia