“One day” itulah ungkapan banyak orang pada waktu sekarang ketika sedang menuturkan akan mimpi – mimpi yang berada dibenaknya secara pribadi. Seperti salah satu kawan saya yang memiliki banyak impian besar untuk dapat direalisasikan dalam kehidupan ini. Meskipun pada waktu sekarang masih sedikit orang yang berani melakukan hal itu karena pada sebuah tahapan tertentu dia akan menerima keadaan seperti orang pada umumnya. Dalam artian menggugurkan apa yang menjadi harapan sejak kecil, namun karena tidak menemui target dengan segera.
Sikap “optimis” dalam diri setiap orang itu perlu ditanamkan dan diyakini dalam melihat kehidupan yang semakin komplek. Sebab bila rasa itu telah hilang atau ada, namun tergerus oleh keadaan yang menjadikan manusia lupa dengan keyakinan yang sejak kecil tertanam dalam dirinya. Dalam kehidupan yang semakin komplek telah menuntut manusia untuk dapat melakukan banyak cara untuk dapat mempertahankan kehidupannya ditambah lagi tuntutan kebutuhan manusia yang terus meningkat.
Inilah gambaran manusia sekarang yang penuh dengan perminataan akan pemenuhan kebutuahan hidup. Sehingga banyak manusia yang lupa dengan cita – cita yang dulu sering mereka kemukakan ketika ditanyai oleh orang lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu mereka sudah mulai meninggalkan cita – citanya dan beralih terhadap yang dapat terjangkau.
Sikap ini depengaruhi oleh lingkungan yang menjadikan anak tersebut banyak menghabiskan waktunya dalam keseharian. Misalnya lingkugan sekolah yang hampir seharian seorang anak itu menghabiskan waktunya dengan berinteraksi dengan orang – orang yang berada di sekolahan. Kemudian anak – anak akan banyak menghabiskan waktunya dengan lingkunagn keluarganya sendiri setelah seharian berada di sekolahan. Maka akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian untuk dapat memiliki sikap optimis terhadap anak – anak.