Indonesia mempunyai obyek wisata yang sangat memukau, sehingga banyak para wisatawan manca maupun lokal yang berburu tempat wisata yang memberikan kemanjaan alamnya. Sehingga banyak turis yang menyebut Indonesia sebagai surga dunia. Kemudian dengan banyak turis yang datang ke Indonesia akan menambah pemasukan devisa negara. Para turis datang ke Indonesia itu dengan berbagai macam alasan, namun sebagian besar ingin menikmati wisatanya.
Setiap daerah mempunyai obyek wisata yang beragam mulai dari wisata pantai selatan, beberapa kawasan wisata gunung, wisata peninggalan sejarah (museum, candi dll) dan kebun kebun buah yang dijadikan wisata. Pariwisata yang ditawarkan di nusantara mempunyai identitas bahwa keindahan dan keberadaan obyek wisata dijaga dan dirawat sebaik mungkin oleh pihak pemerintah. Sehingga dapat diharapkan bahwa setiap individu dapat memperoleh fasilitas wisata yang di sediakan oleh pemerintah.
Pemerintah telah melakukan kerja sama yang ditargetkan, dengan Tiongkok dalam bidang pariwisata, sehingga keterjalinan kedua negera ini menghasilkan devisa yang menguntungkan. Salah satu targetnya ialah soal pembebasan visa 5 negara yang sudah dicanangkan dan ditargetkan Kementrian Pariwisata pada awal bulan November 2014 ini dan rencananya akan terealisasikan pada awal tahun 2015, dan dari kelima Negara tadi, salah satunya ialah Negara Tiongkok dan dijadikan prioritas.
“Tiongkok itu menjadi prioritas nomor satu,” ucap Arief Yahya (Mentri Pariwisata) saat ditemui oleh pihak media dalam kunjungannya bertemu Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xie Feng di Kedutaan Besar Tiongkok di jalam Mega Kuningan barat VII, Jakarta selatan, Selasa (25/11/2014)
Arief Yahya menjelaskan bahwa alasan Tiongkok menjadi prioritas utama dalam kerjasama pariwisata ini, karena turis dari Tiongkok berpotensi memberikan keuntungan dan mendatangkan banyak devisa bagi Indonesia. Target wisatawan diprediksi bisa mendatangkan 1 juta turis pada tahun 2015 nanti, yang jika dihitung untuk pemasukan devisa dapat menghasilkan pendapatan sebesar USD 1 M atau sekitar Rp 10 triliun.
Kerjasama ini disambut baik oleh Xie Feng terkait pembebasan visa dari Indonesia. Menurutnya hal itu akan memudahkan turis Tiongkok dapat berkunjung dan menikmati obyek wisata di Nusantara, maka dari banyaknya turis yang datang di Nusantara, akan menambah devisa bagi Indonesia. Dan keuntungan apakah yang dapat diambil oleh Negara Tiongkok atas kerjasama ini?
“Paket wisata jelajah Ekspedisi Cheng Ho itu akan menguntungkan kedua Negara. Nanti turis Indonesia juga bisa ikut dan dating ke negeri kami,” kata Xie Feng. Kerjasama dalam pariwisata antara Negara Indonesia dengan Negara Tiongkok saling bertimbal balik, dimana para turis wisata dapat dengan mudah merasakan keindahan obyek wisata dikedua Negara tersebut, dengan kemudahan bebas visa.
Paket wisata tersebut rencananya juga akan selesai pada tahun 2015 nanti. Hal ini diakui Xie Feng merupakan bantuk kerjasama pariwisata yang efisien, karena menggabungkan sektor wisata, sejarah dan bisnis. Bahwa dalam sektor wisata setiap Negara mendapatkan kemudahan kunjungan di lain Negara dengan bebas visa. Setiap turis yang datang akan dapat memperoleh banyak pengetahuan dari kunjungan obyek wisata tentang budaya, sejarah dan keindahannya, dalam sektor bisnis ialah memberikan keuntungan kepada travel wisata dan fasilitas wisata yang dikelola swasta maupun pemerintah dengan tujuan menambah devisa Negara.
Kerjasama Indonesia dan Tiongkok makin baik dan berkembang termasuk di bidang pariwisata, tak heran jika pihak Tiongkok juga ingin mengenalkan potensi wisata dan budaya terhadap turis Indonesia (travel.detik). (penulis: Abdulloh Yahya)